Sejak kecil, Munzir bercita-cita untuk menerapkan ilmu pertanian di kebun kopi. Semangatnya terus membara sepanjang masa kuliah, yang ia selesaikan dengan mudah berkat keseriusannya. “Saya menerapkan ilmu pemupukan secara teratur, hasilnya produksi kebun meningkat,” ungkap Munzir.
Perjalanan Karier: Dari Kota ke Kampung Halaman
Setelah lulus, Munzir sempat bekerja selama setahun di sebuah kafe di Banda Aceh yang menjual kopi Gayo. Pengalaman itu memberinya wawasan tentang pemasaran kopi, sebelum akhirnya kembali ke kampung halaman untuk fokus mengembangkan kebun kopi seluas dua hektar bersama keluarganya.
Namun, mimpinya tak berhenti di situ. Munzir kini berencana mendirikan unit pengolahan kopi menjadi bubuk dengan merek sendiri. “Dengan jaringan teman yang sudah ada, saya yakin produk ini bisa dipasarkan ke berbagai daerah,” tuturnya.
Kuliah yang Mempersiapkan Masa Depan
Munzir mengaku bahwa ilmu yang didapat selama kuliah sangat relevan, mulai dari pengelolaan agribisnis hingga membangun jaringan usaha. Ketua Program D3 Manajemen Agribisnis, Akhmad Baihaqi, menyebutkan bahwa program ini membekali mahasiswa dengan berbagai keterampilan praktis, termasuk manajemen bisnis, komunikasi, dan teknologi informasi.
“Kami merancang kurikulum agar lulusan siap menghadapi dunia kerja dan tantangan modern, seperti revolusi industri 4.0 dan MEA,” jelas Baihaqi. Program ini juga menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan, seperti PT Perkebunan Nusantara I dan Oro Coffee Gayo, untuk memastikan mahasiswa memiliki pengalaman nyata di lapangan.
Inovasi di Era Baru
Pada tahun 2020, Program Vokasi Manajemen Agribisnis menerima hibah nasional berupa fasilitas teaching industry untuk pengolahan kopi dan studio multimedia. Fasilitas ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam proses pengolahan kopi berbasis industri.
Dengan penerapan konsep merdeka belajar dan kampus merdeka, program ini terus mempersiapkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.